Saya sering ditanya, bisakah saya hidup HANYA dari menulis buku anak?
Maksudnya tentu, tanpa gaji suami.
Jawab saya : AMAT BISA.
Untuk hidup satu keluarga, juga AMAT BISA.
Saya juga sering diminta memberi motivasi pada ibu-ibu yang ingin menulis buku anak.
Berapa sih penghasilan seorang penulis buku anak?
Maksudnya, supaya ibu-ibu itu tergerak untuk ikut menulis.
Indonesia ini darurat buku anak yang bagus. Kita butuh banyak sekali buku anak yang bagus, untuk memberi fondasi sikap, sopan santun, keimanan, dll pada anak.
Nggak bisa dipungkiri, kan? Kalau kita bicara masalah uang, maka mata pun bersinar-sinar.
Banyak yang terperangah "wow".
Banyak yang nggak percaya. Ternyata, kita bisa kok hidup dengan profesi sebagai penulis buku anak.
Tahun 2010 saya berhenti dari pekerjaan. Lebih tepatnya, diberhentikan karena kantor Surabaya ditutup.
Jabatan terakhir saya adalah Senior Merchandiser.
Gaji saya saat itu, jauh di atas UMR, meski UMR 2017 sekalipun.
Waktu itu, saya galau. Tawaran pekerjaan lain ada, dengan gaji yang lebih banyak. Wajar sih, udah senior kan? (baca: udah tua).
Namun, saya sadar bahwa sulung saya mau masuk SD.
Saya ingin, mengawasi semua perkembangannya.
Apa saja PR nya? Apa tugasnya? Ulangan apa? Dll dll.
Saya ingin mengantar, dan menjemputnya tiap hari. Saya ingin ada di sisinya, ketika dia pulang dan makan siang bersama saya.
Sudah cukup rasanya, 6 tahun dia makan siang bareng Mbak Warni, mantan ART saya.
Jika tidak bekerja, bagaimana dengan keuangan kami? Sudah pasti tidak cukup.
Namun, saya punya keyakinan. Dalam satu atau dua tahun, saya bisa mendapat uang lagi.
Saat itu, saya sudah mendapatkan royalti.
Mau tahu berapa jumlah royalti saya?
Sekitar dua juta rupiah. Per semester.
Dikit, ya? Coba dibagi enam bulan. Berarti, sebulannya sekitar 350 ribu rupiah.
Duit segitu, dibandingin gaji saya, apa artinya?
Tapi saya pantang menyerah.
Saya bilang ke suami : saya tidak mau bekerja lagi, titik.
Suami mempersilakan, dan kami berdua mulai berhitung cermat.
Kami harus melakukan penghematan besar-besaran.
Kami bahkan membuat tabel lauk pauk yang bisa dimasak dengan uang 10 ribu per hari.
Saya terus menulis.
Saya nggak pernah berhenti menulis.
Menulis, kirim, menulis, kirim.
Saya juga mengirim ke majalah. Honornya amat membantu untuk hidup sehari-hari. Lumayan banget.
Dan, dua tahun kemudian, saya sudah memanen hasil.
Royalti saya, sekitar 18-20 juta per semester. Berarti, per bulan saya sudah mendapatkan tiga juta lebih.
Itu sudah sepersekian gaji saya dulu. Masih jauh, tapi sudah menunjukkan titik cerah.
Terus dan terus menulis.
Saya tipe orang yang fokus. Saya tidak terpengaruh dengan si A si B yang menulis genre ini, itu, dan sukses.
Saya yakin, dunia saya ada di sini. Meski sempat juga belajar nulis genre lain, tapi itu lebih sebagai pengayaan diri. Bukan untuk banting setir dan ikut-ikutan.
Jadi, saya tekankan sekali lagi.
Jika dirimu fokus, maka mengandalkan nafkah dari menulis bacaan anak sangatlah bisa.
Percayalah.
Berapa royalti saya sekarang?
Tak elok jika disebut, hehe.
Yang pasti, sudah jauh meninggalkan angka gaji saya yang dulu. Jauh sekali, hingga kamu harus naik gojek atau grab untuk mengejarnya.
Enak, kan?
Tentu terlihat enak.
Namun, di balik segala kenikmatan, tentu ada perjuangan.
Saya hanya bisa meyakinkan kalian kalian yang ingin menulis buku anak.
Jika memang itu passionmu, mulailah segera.
Tapi jangan hanya ikut-ikutan.
Karena kalau ikut-ikutan, yang ada hanya nulis sekali, terus bete karena nggak kunjung terbit.
Yuk, mulai menulis.
Indonesia butuh banyak bacaan anak yang bagus dan berkualitas.
Salam,
Dian Kristiani
Penulis buku anak
Mommy of two fabulous boys
IKLAN
Judul : Kumpulan Dongeng Binatang Terpopuler Sepanjang Masa
Hal : 86 hal full color
Isi : 20 dongeng binatang
Harga : Rp. 59,500
Penerbit: CIKAL AKSARA
Dilengkapi dengan fakta unik tiap binatang