Sungguh, perjuangan yang berat untuk memilih tiga pemenang dari tigapuluh lebih jawaban yang masuk. Sambil menyimak, saya meng-amin-kan semua mimpi dan cita-cita teman semua.
Karena bingung, saya pun menambah hadiah menjadi LIMA buku. Berikut adalah nama pemenang berikut hadiah yang akan diterimanya.
Selamat untuk semua pemenang. Nantikan GA selanjutnya dariku ya.
Lestari - Komik keluarga super irit
Mengapa aku ingin jadi penulis?
Pertanyaan itu terkadang juga masih sering mengganggu tidurku. Eh, tepatnya sih bikin aku melamun. Nggak cuma mikirin cowok doank yang bikin melamun kok *halah nglantur*
Pertama, aku ingin berbagi kepada orang lain. Berbagi tak harus materi
bukan? Sekiranya kelak tulisanku bisa dinikmati oleh orang-orang.
Syukur-syukur menginspirasi. Kalau toh nggak bisa dinikmati khalayak
umum, cukup menjadi bacaan anak cucu kelak. Memang sekarang aku belum
bisa seperti para suhu. Atau seperti kawan yang satu dua bermunculan
dengan buku baru. Tapi di dasar hati ini ada harap untuk punya buku.
Walau masih ngos-ngosan dan terseok-seok. Nggak muluk-muluk juga, ingin
tembus media untuk artikel perjalanan. Hahaha banyak ya? Iya, banyak!
Mungkin itulah caraku berbagi. Berbagi lewat tulisan dari pengalaman
yang aku dapat. Setidaknya aku ingin seperti mereka, orang-orang yang
terus mendorongku untuk menulis
Kedua, aku ingin mencari tambahan penghasilan. Hahaha matre? Iya, aku
matre! Apa gaji kurang gede? Bukan masalah itu juga sih. Aku jujur dan
berusaha terbuka saja. Kalau punya buku atau tulisan dimuat kan dapat
honor. Lumayan kan buat tabungan masa depan? Setidaknya bisa buat
tambah-tambahan buat beli rumah, berlian, tiket pesawat, liburan, mobil
*halah kakehan
Ketiga, aku ingin jalan-jalan dari menulis. Ini terinspirasi dari
beberapa kawan yang dapat gretongan jalan-jalan gegara menulis juga.
Eeeerrrr ngiler maksimal sampe seember deh. Sebenarnya aku ingin ke
Eropa, benua itu udah sukses bikin aku melek merem. Ingin sekali
menjejakkan kaki di sana walau entah kapan. Eh, tapi namanya bermimpi
boleh tinggi, kan? Siapa tau ada lomba menulis, hadiahnya jalan-jalan ke
Eropa dan ternyata aku pemenangnya? Aamiin. Muluk-muluk? Enggak! Nggak
pernah tahu rencana Tuhan, bukan?
Arleen Amidjaja - Novel Seruak
Aku ingin jadi penulis karena :
1. Bisa jadi sering dapat buku gratisan (dari penerbit dan dari temen-temen penulis yang lain seperti contohnya dari Mom Dian – subliminal message detected :))
2. Jadi penulis lebih gampang daripada jadi tentara dan pegang pen
lebih aman daripada pegang pedang (walau pen terkadang bisa lebih tajam?
:))
3. Menulis pekerjaan yang flexible, bisa dilakukan di mana saja
(di mobil, di tempat tunggu dokter, di antrian bank) dan kalo pas lagi
nggak bawa buku, kertas bisa dengan mudah didapatkan (bon parkir, brosur
paket check up kesehatan, slip setoran bank)
4. Kalo jadi penulis, bengong itu dianggap mikir. Kalo bukan penulis, bengong dianggap bengong.
5. Buat seorang penulis, membaca adalah kebutuhan. Jadi kalo boros beli buku, nggak terlalu merasa bersalah.
6. Menulis adalah obat antidepresi paling mujarab dan gratis. (Kalo
pergi ke psikiater, hanya sembuh sebentar, sewaktu melihat tagihannya,
depresinya kambuh)
7. Sewaktu menulis, tulisan kita selalu bisa
di-revise, di-rewrite, di-recreate, di-reconstruct (kalo saja hidup juga
seperti itu :)), bahkan juga bisa di-recycle. Yah, tulisan memang bisa
juga di-reject, tapi setelah di-revise kan tinggal di-resend.
Phalupi Apik Herawati - Komik keluarga super irit
Mengapa aku ingin jadi penulis?
1. Karena
buku harian yang diberikan ibuku saat ulang tahun ke-14 disertai
tulisan: “Menulislah terus, semoga ini berguna.” Buku harian itu menjadi
bukti nyata seberapa cueknya ibuku, dia ternyata tahu aku suka
menulis cerpen atau sekedar curhatan galau yang membuat dia tersenyum
bangga karena anaknya ternyata punya bakat jadi penulis. Secara tidak
langsung buku harian itu juga sebagai pengukuhan jika ibuku mengetahui
bakatku sebagai penulis
2. Karena aku emak sensi. Aku sensi
melihat keberhasilan emak-emak lain yang memenuhi timeline facebookku
dengan promosi-promosi buku mereka. Emak-emak penuh semangat di
sela-sela keribetan dan kerempongannya mengurus rumah tangga dan
anak-anak masih punya waktu untuk menulis. Aku semakin gerah kalau ada
yang tiap bulan mengeluarkan buku atau menang lomba penulisan di blog.
Sensi karena mereka bisa jadi penulis yang konsisten dan mengurus rumah
tangga dengan baik. Jika mereka bisa, kenapa aku tidak? Keberhasilan
mereka sungguh melecut aku untuk memaksimalkan bakat menulisku.
3.
Karena aku masuk di jurusan bahasa sehingga cita-cita untuk jadi
psikolog hanya bisa aku tuangkan dalam bentuk tokoh di cerpen atau
novelku nantinya. Daripada aku putus asa lalu bunuh diri mendingan
menulis dan berperan jadi tokoh utama seorang psikolog.
4. Karena
aku lagi ikutan GA “Momwriter’s Diary” Mba Dian Kristiani. Meskipun
jarang menang kuis tetapi ini bisa jadi langkah awalku mengasah
kemampuan dan konsistensi. Mau jadi penulis itu harus berproses tidak
bisa tiba-tiba bagus aja gitu sedangkan konsistensi itu bisa dilihat
berapa kali aku ikutan kuis dan berapa kali kalah. Kalah dan terus
bangkit untuk ikutan kuis lagi. Semoga sih gak konsisten kalah ya.
Hahahaha... Kalau menang dan dapat hadiah komik “Keluarga Super Irit”
(semoga semesta mendukung kali ini) maka itu akan sangat membatuku
mengatur keuangan setelah dapat royalti dari hasil tulisan-tulisanku
(aminnn yang kenceng ah biar semesta dengar dan mendukung. Hihihi...)
Reema Mifta - Komik Keluarga Super Irit
Kenapa aku ingin menjadi penulis?
Ketika ada yang bertanya alasan kenapa aku ingin menjadi penulis. Sebuah
pertanyaan simple yang jawabannya panjang. Ada beberapa alasan kenapa
aku ingin menjadi penulis.
Pertama. Menulis itu terapi jiwa.
Sejak kecil aku suka menulis. Buku harian bergambar kucing jadi saksi
awal coretan penaku.Aku seorang pemalu dan lebih nyaman bercerita pada
kertas. Senang, kecewa, suka, marah, dan berbagai jenis perasaan lain
selalu aku tuangkan disana. Terkadang bercerita ke orang lain bukan hal
yang tepat. Ada hal-hal yang tak bisa atau tak mau diceritakan. Selain
itu tak semua orang pandai menyimpan rahasia. Setelah menulis rasanya
enteng. Semua unek-unek menguap. Hati plong hari pun kembali ceria.
Kedua. Menciptakan Dunia Sendiri
Terkadang hidup tak berjalan seperti yang dimau. Ada hal-hal yang ingin
dirubah. Lewat tulisan kita bisa menciptakan dunia yang dimau. Bebaskan
imaji karena penulis adalah Tuhan bagi karakternya. Jika di dunia nyata
ada seseorang yang lemah, penakut, dan minderan, di dunia tulisan aku
bisa merubah tokoh itu menjadi apapun. Kuat, kaya, atau genit. Semua
terserah penulis.
Ketiga. Meninggalkan Jejak yang Menginspirasi
Pernah membaca buku dan berpikir itu gue banget? Atau mengutip kalimat
sebuah buku ‘tuk dijadikan status sosmed? Aku ingin menjadi penulis itu.
Seseorang yang menginspirasi. Tulisanku mampu mengubah cara pandang
seseorang menjadi lebih baik. Jadi ketika aku nanti tak ada, anak cucuku
bisa bangga berkata, “Itu yang buat ibu/nenekku.”
Keempat. Jalan-Jalan Gratis
Suatu hari naskahku diterbitkan. Promo buku pun dimulai. Ternyata
masyarakat menyukainya. Undangan jadi pembicara pun bermunculan.
Akhirnya bisa jalan-jalan gratis berbagi ilmu.
Kelima. Hobi tak terikat.
Menulis adalah kegemaranku. Dimanapun aku bisa menulis. Kamar, dapur,
taman, dimanapun. Waktunya pun bebas, kapanpun kumau. Tak ada waktu dan
tempat khusus yang mengikat. Bahkan belum mandi, sambil mengasuh anak
atau makan pun tak ada larangan. Bebas. Tak ada gelisah meninggalkan
keluarga. Rengekan anak tak mau ditinggal. Bisa berhenti kapan pun
dimau. Rumah tangga tak terabaikan.
'Dini' Dian Kusumawardhani - Buku Entepanuer, Sebuah Proses menuju Entrepreneur
Kenapa ingin jadi penulis?
a. karena
saya dari kecil suka baca, sewaktu SD dulu udah punya "taman baca" yang
teman-teman SD bisa ngumpul di rumah untuk baca-baca bareng. Saya sering
terpikat dengan buku-buku di era
"childhood" dan membayangkan kayanya kok seneng ya jadi penulis, bisa
bikin cerita yang imajinatif, mengesankan bahkan membekas di hati
setelah bertahun-tahun.
b. karena saya suka menggambar, saya
ingin mengilustrasikan buku saya sendiri seperti di buku-buku yang saya
sukai. Saat SD dulu, saya sering menggambar di belakang kalender bekas
milik kakek saya. Teman-teman SD saat itu ada juga yang pesan dibuatkan
gambar-gambar putri-putrian yang roknya bertumpuk-tumpuk. Ah kok seneng
ya bisa bikin gambar yang diapresiasi orang lain.
c. karena
saya suka membuat sesuatu. Ide-ide di kepala kadang bertumpuk-tumpuk,
kalau tidak dikeluarkan bisa pening (khusus untuk buku craft) saya suka
coba-coba mendesain ini itu, alhamdulillah kalau ternyata kreasi saya,
pola yang saya buat bisa membantu ibu-ibu lain mencari tambahan
penghasilan dengan inspirasi dari buku craft yang saya buat.
d. terakhir dan paling penting adalah menulis membuat saya bahagia
yaelah ceceee...itu kenapa foto terakhirnya membengkak gitu xixixiii...
BalasHapushore horeee Taro menang, selamat ya saya :)
horeee selamaat...mba dii, fotonya dikeciliiin hihihi
BalasHapusSelamat yaaa non Lestari..keren dapat hadiah :)
BalasHapusHoaaa, gambarnya jadi gede banget ya.
BalasHapusselamat buat para pemenang ;)
BalasHapusHaiii...terima kasih semuanya. Aku wis gatel pengen nuliske rahasia kemenanganku *halah bahasane* :p
BalasHapus