Hiyaa ... lama banget ya bikin kisah perjalanan hari ke-3. Maklum, rempong bin remping ^^
OK, hari ke-3 ini kami jalan sendiri. Tanpa Lisa. Dan kami sudah tahu apa yang kami tuju. Horee, kami akan ke Universal Studio Singapore (USS)!
Tiket sudah di tangan, dan kami naik MRT ke Vivocity mall, dan nyambung naik monorail. Gampang! Karena kami sudah tahu jalurnya kan?
Sampai di sana, persis pukul sepuluh pagi. Suasananya hmmm ya rame gitu deh. Heran juga, ini hari Senin lho. Kok ya rame. Tapi kebanyakan orang Indonesia dan Malaysia sih. Ketauan dari bahasanya, hihi.
Lisa, temanku itu, malah bilang kalau Singaporean jarang yang main ke USS. Bule pun jarang, katanya.
Daaan, inilah kami di USS!
Kalau boleh jujur, sebenernya sih nothing special loh di sini. Aku kok lebih suka ke Dufan, atau Batu Secret Zoo alias Jatim Park 2.
USS ini cuma menang karakter-karakter tokohnya.
Seperti yang lain, kami pun bernorak-norak ria dan berfoto. Apa lagi yang lebih penting daripada suatu perjalanan kecuali foto? Hihi :p
Kami keluar dari USS sekitar pukul empat sore, lalu kami bergegas kembali naik monorail ke Vivocity mall. Di sana, kami makan dulu di pujaseranya. Kami sengaja tidak makan di USS, karena harga makanannya mahal-mahal :)
Cukup bawa kue dan snack saja. Kalau air minum sih gampang, banyak water tap di dalam USS.
Usai makan, kami harus segera meluncur ke Mandarin Hotel. Di sana, kami harus menemui teman Lisa yang bertugas di concierge. Untuk apa? Untuk mengambil tiket Singapore Flyer yang sudah dibelikan Lisa untuk kami.
So, bergegaslah kami ke Mandarin naik MRT, sambil terus bertanya pada orang-orang. Di mana letak Mandarin hotel?
Akhirnya ketemu juga, tiket pun di tangan. Dan kami naik taksi meluncur ke Singapore Flyer.
Dan, usai dari Singapore Flyer, hanya kelelahan lah yang tersisa dari kami. Besok, kami harus pulang ke Indonesia. Rasanya, tiga hari amatlah kurang. Saya bertekad akan ke Singapore lagi suatu saat nanti. Mungkin saat anak-anak jauh lebih besar lagi.
Yang saya tangkap, anak-anak masih kurang menikmati jalan-jalan ini. Mereka lelah harus berpindah dari satu MRT ke MRT lain. Maklum, orang Indonesia biasa naik motor ke mana-mana, nggak pernah jalan kaki pula :((
Lepas dari Singapore Flyer, anak-anak sudah tidak mau naik MRT lagi, dan kami pun naik taksi menuju MUSTOFA. Horee, ini toko yang buka 24 jam untuk membeli segala macam kebutuhan.
Memangnya kami mau apa di sana? Beli oleh-oleh dong :)
Kebiasaan orang Indonesia kan gitu ya, ke mana aja kita pergi, pulangnya harus bawa oleh-oleh.
Kami memilih cokelat, dan gantungan kunci, serta beberapa kaos.
Pulang ke hotel, langsung packing, dan tepaaarrrrrr !!
Rabu, 30 Januari 2013
Senin, 21 Januari 2013
"Smart Woman", Harian Surya 20 Januari 2013
Hehehe, sebenarnya saya bukan orang yang kepengen profilnya masuk koran. Apalagi kalau sampai manggil-manggil wartawan, atau minta tolong teman yg punya channel ke media, untuk menuliskannya. Nggak deh :)
Nah, di suatu senja nan merona, muncullah inbox di FB saya. Isinya, permintaan untuk menjadi narasumber di rubrik Smart Woman-nya Harian Surya.
Waks ... curigation dong ya? Apa sih dari diri saya yang layak ditampilkan di rubrik itu? Smart woman? Waduh, itu predikat yang berat lho.
Saya pun "menolak halus". Saya bilang, saya hanya orang biasa. Bukan penulis yang canggih, bukan yang nyastra, bukan pula penulis yang pandai mengajari ini dan itu. Yang saya lakukan hanyalah: menulis, dan meyakinkan semua orang bahwa kita semua bisa menulis.
Jawaban dari jurnalisnya cukup mengejutkan. Katanya, justru saya "biasa-biasa" saja itulah yang menjadikan saya menarik. Dan, beliau tahu bahwa saya sering "memaksa" orang untuk menulis, dan meyakinkannya untuk menulis buku. Heh? Tau dari mana ya beliau kalau saya ini tukang paksa? Wkwk ...
Singkat cerita, hari Rabu 16 Januari 2013, datanglah Mbak Endah, sang jurnalis. Kami ngobrol banyak, dan lamaaa banget. I was so surprised, Mbak Endah ini ternyata seorang penulis bacaan anak juga! Karyanya, Poksai Biru, bahkan meraih juara II Ikapi tahun 2000 (nggak ada juara I).
Beliau pun meneliti sastra anak untuk bahan tesisnya.
Waduh, saya jadi minder. Wajar dong ya kalau saya minder? Wkwk, saya nggak ada ilmu apa-apa, dan saya baru mulai menulis di akhir 2007.
Tapi Mbak Endah orangnya asyik. Beliau bisa menanyai saya tanpa catatan, Persis orang ngobrol aja :)
Daaan, siang harinya, datanglah fotografer yang memotret saya berpuluh-puluh kali dengan background dan angle berbeda-beda. Bahkan, saya sempat diminta ganti busana segala, Haha. duh ... saya nggak sempet/nggak mikir yang kayak ginian loh.
Akhrinya, dengan busana seadanya, dan wajah tanpa make-up, mejenglah saya di sini.
Fotografernya datang jam 1 siang, saat Edgard sudah berangkat sekolah. Hehe, padahal sedari pagi, Edgard ikut ngobrol ama Mbak Endah. Yaaah, nggak kebagian foto2 deh sulungku itu. Yang beruntung mejeng adalah Gerald :))
Jujur saja, saya kaget ngliat hasilnya satu halaman penuh gini :)) hehe ...
Semoga artikel ini menginspirasi banyak orang (banyak yg kirim email/inbox saya setelah membaca artikel ini), semoga menyemangati, dan semakin banyak orang yang mau menulis bacaan anak untuk anak-anak Indonesia.
Maju terus bacaan anak Indonesia!!
Nah, di suatu senja nan merona, muncullah inbox di FB saya. Isinya, permintaan untuk menjadi narasumber di rubrik Smart Woman-nya Harian Surya.
Waks ... curigation dong ya? Apa sih dari diri saya yang layak ditampilkan di rubrik itu? Smart woman? Waduh, itu predikat yang berat lho.
Saya pun "menolak halus". Saya bilang, saya hanya orang biasa. Bukan penulis yang canggih, bukan yang nyastra, bukan pula penulis yang pandai mengajari ini dan itu. Yang saya lakukan hanyalah: menulis, dan meyakinkan semua orang bahwa kita semua bisa menulis.
Jawaban dari jurnalisnya cukup mengejutkan. Katanya, justru saya "biasa-biasa" saja itulah yang menjadikan saya menarik. Dan, beliau tahu bahwa saya sering "memaksa" orang untuk menulis, dan meyakinkannya untuk menulis buku. Heh? Tau dari mana ya beliau kalau saya ini tukang paksa? Wkwk ...
Singkat cerita, hari Rabu 16 Januari 2013, datanglah Mbak Endah, sang jurnalis. Kami ngobrol banyak, dan lamaaa banget. I was so surprised, Mbak Endah ini ternyata seorang penulis bacaan anak juga! Karyanya, Poksai Biru, bahkan meraih juara II Ikapi tahun 2000 (nggak ada juara I).
Beliau pun meneliti sastra anak untuk bahan tesisnya.
Waduh, saya jadi minder. Wajar dong ya kalau saya minder? Wkwk, saya nggak ada ilmu apa-apa, dan saya baru mulai menulis di akhir 2007.
Tapi Mbak Endah orangnya asyik. Beliau bisa menanyai saya tanpa catatan, Persis orang ngobrol aja :)
Daaan, siang harinya, datanglah fotografer yang memotret saya berpuluh-puluh kali dengan background dan angle berbeda-beda. Bahkan, saya sempat diminta ganti busana segala, Haha. duh ... saya nggak sempet/nggak mikir yang kayak ginian loh.
Akhrinya, dengan busana seadanya, dan wajah tanpa make-up, mejenglah saya di sini.
Fotografernya datang jam 1 siang, saat Edgard sudah berangkat sekolah. Hehe, padahal sedari pagi, Edgard ikut ngobrol ama Mbak Endah. Yaaah, nggak kebagian foto2 deh sulungku itu. Yang beruntung mejeng adalah Gerald :))
Jujur saja, saya kaget ngliat hasilnya satu halaman penuh gini :)) hehe ...
Semoga artikel ini menginspirasi banyak orang (banyak yg kirim email/inbox saya setelah membaca artikel ini), semoga menyemangati, dan semakin banyak orang yang mau menulis bacaan anak untuk anak-anak Indonesia.
Maju terus bacaan anak Indonesia!!
Sabtu, 05 Januari 2013
Singapore Trip - Day 2 (28 October 2012)
Hihi, dasar penulis pemalas ^^
Mau nuliskan perjalanan aja memakan waktu berbulan-bulan. Alasannya sih klise : sibuk, nggak ada waktu, dll.
Kalau saja nggak ingat kalo catatan ini (mungkin) penting buat anak-anakku kelak, rasanya malas deh menuliskannya.
OK. Hari kedua. Minggu, 28 Oktober 2012.
Kami janjian ama Lisa, untuk ketemuan di Vivo City Mall. Nanti, dari situ kami akan naik cable car menuju Sentosa Island. Konon, di sana banyak permainan yang seru buat anak-anak (dan nggg ... ternyata ya biasa-biasa aja, haha).
Kami sampai di Vivo City sekitar pukul 11.00 siang. Dan saat saya telpon Lisa, ternyata dia masih hoaahmm dan bilang mau agak telat aja. Dia menyuruh kami untuk keliling-keliling mall aja dulu. Waduh, keliling mall adalah sesuatu yang tidak saya sukai. I don't like malls.
Tapi ya sudahlah. Akhirnya kami ngider-ngider. Dan berdasarkan informasi dari Febi, ada permainan air gratis di lantai atas. Kami pun ngubek-ngubek mencari, biar anak-anak gak bosen. Dan tralala ... ketemu deh. Lumayan lah untuk sedikit menghibur anak-anak. Meski, Edgard tak terlalu menikmatinya. Wajahnya cemberut melulu. Mungkin karena kepanasan.
Nah, setelah puas main-main, kami memutuskan untuk jalan-jalan dulu di sekitar situ. Baru kemudian lunch di pujasera di lantai satu (Kopi Tiam Pujasera, dekat dengan pintu masuk Vivo City mall dari MRT station).
Akhirnya, saat yang ditunggu pun tiba! Kami ketemu Lisa, dan kami menuju counter cable car untuk antre tiketnya. Harganya mahal bok! Untuk dewasa, SG$ 29, dan untuk anak-anak, SG$ 20an. Untung, dibayari Lisa (thanks a bunch to her!)
Dan here we go, perjalanan kami menuju ke Sentosa Island dengan menggunakan cable car pun, dimulai. Isman pun mulai grogi. Sedikit-sedikit melongok ke bawah, dan berdoa agar cepat sampai :)
Overall, anak-anak menikmati perjalanan ini.
Setelah sampai di Sentosa Island, kami pun mencari tiket untuk 4 permainan (bebas, terserah mau milih mainan apa). Dan, lagi-lagi Lisa yang bayarin ^^
Entah apa yang harus kulakukan untuk membalas kebaikan hatinya Lisa.
Sementara anak-anak dan Isman main, aku dan Lisa duduk-duduk sambil makan es krim, serta ngobrol banyak hal nggak penting. Persis yang kami lakukan saat kami masih SMA dulu.
Setelah puas berputar-putar di Sentosa, kami pun pulang kembali ke Singapore. Lalu jalan-jalan di Orchard, sambil makan es krim potong ^^
Dari Orchard, kami naik taksi kembali ke hotel, dan langsung tidur. Zzzzz.
Hari ke-3, rencananya adalah Universal Studio dan Singapore Flyer :)
Mau nuliskan perjalanan aja memakan waktu berbulan-bulan. Alasannya sih klise : sibuk, nggak ada waktu, dll.
Kalau saja nggak ingat kalo catatan ini (mungkin) penting buat anak-anakku kelak, rasanya malas deh menuliskannya.
OK. Hari kedua. Minggu, 28 Oktober 2012.
Kami janjian ama Lisa, untuk ketemuan di Vivo City Mall. Nanti, dari situ kami akan naik cable car menuju Sentosa Island. Konon, di sana banyak permainan yang seru buat anak-anak (dan nggg ... ternyata ya biasa-biasa aja, haha).
Kami sampai di Vivo City sekitar pukul 11.00 siang. Dan saat saya telpon Lisa, ternyata dia masih hoaahmm dan bilang mau agak telat aja. Dia menyuruh kami untuk keliling-keliling mall aja dulu. Waduh, keliling mall adalah sesuatu yang tidak saya sukai. I don't like malls.
Tapi ya sudahlah. Akhirnya kami ngider-ngider. Dan berdasarkan informasi dari Febi, ada permainan air gratis di lantai atas. Kami pun ngubek-ngubek mencari, biar anak-anak gak bosen. Dan tralala ... ketemu deh. Lumayan lah untuk sedikit menghibur anak-anak. Meski, Edgard tak terlalu menikmatinya. Wajahnya cemberut melulu. Mungkin karena kepanasan.
Nah, setelah puas main-main, kami memutuskan untuk jalan-jalan dulu di sekitar situ. Baru kemudian lunch di pujasera di lantai satu (Kopi Tiam Pujasera, dekat dengan pintu masuk Vivo City mall dari MRT station).
Akhirnya, saat yang ditunggu pun tiba! Kami ketemu Lisa, dan kami menuju counter cable car untuk antre tiketnya. Harganya mahal bok! Untuk dewasa, SG$ 29, dan untuk anak-anak, SG$ 20an. Untung, dibayari Lisa (thanks a bunch to her!)
Dan here we go, perjalanan kami menuju ke Sentosa Island dengan menggunakan cable car pun, dimulai. Isman pun mulai grogi. Sedikit-sedikit melongok ke bawah, dan berdoa agar cepat sampai :)
Overall, anak-anak menikmati perjalanan ini.
Setelah sampai di Sentosa Island, kami pun mencari tiket untuk 4 permainan (bebas, terserah mau milih mainan apa). Dan, lagi-lagi Lisa yang bayarin ^^
Entah apa yang harus kulakukan untuk membalas kebaikan hatinya Lisa.
Sementara anak-anak dan Isman main, aku dan Lisa duduk-duduk sambil makan es krim, serta ngobrol banyak hal nggak penting. Persis yang kami lakukan saat kami masih SMA dulu.
Setelah puas berputar-putar di Sentosa, kami pun pulang kembali ke Singapore. Lalu jalan-jalan di Orchard, sambil makan es krim potong ^^
Dari Orchard, kami naik taksi kembali ke hotel, dan langsung tidur. Zzzzz.
Hari ke-3, rencananya adalah Universal Studio dan Singapore Flyer :)
Langganan:
Postingan (Atom)