Sebut saja Idul Fitri, atau Natal, Tahun Baru dan Imlek.
Belum lagi Hari Ibu, Hari Kartini, Hari Bumi, Hari Batik, Hari Anak, dll.
Menulis cerita dengan tema sesuai hari-hari tersebut, membuat peluang naskah kita untuk dimuat semakin besar. Tentunya, perhatikan kualitas tulisanmu ya ^^
Dan jangan lupa, mengirimkan naskahnya jangan mepet. Misalnya, kalau kita mengincar Hari Ibu, ya kirimkan naskahmu paling tidak di bulan Mei/Juni.
Jangan mengirimkan naskah di bulan November. Udah telat :)
Ini aku lampirkan satu contoh naskahku yang bertema tahun baru. Tulisan ini kutulis di bulan Juni 2009, dan dimuat Desember 2009.
Semoga memudahkan teman-teman untuk memahami, seperti apa cerita bertema itu.
Tahun Baru bagi Adit
Oleh : Dian Kristiani
“Lima…empat…tiga..dua…satu…horeee…”
terdengar teriakan riang dari orang-orang yang berkumpul di alun-alun. Suara
terompet pun terdengar bersahut-sahutan.
“Selamat tahun baru,” terdengar suara mereka saling
mengucapkan selamat.
Adit hanya duduk termenung di trotoar.
”Tahun baru, apanya yang baru? Semuanya tetap sama, aku
tetap seorang pemulung dan aku tetap seorang anak putus sekolah,” katanya dalam
hati.
Sejak kedua orang tuanya meninggal dunia, Adit memang tak
sekolah lagi. Ia merasa lelah jika harus
bersekolah dan bekerja.
Adit meninggalkan alun-alun dan melangkah pulang dengan
gontai. Sepanjang perjalanan pulang, ia tak lupa memunguti gelas dan botol
plastik yang berserakan di jalan. Esok ia akan membawanya ke tempat Pak Umar
untuk dijual.
”Selamat tahun baru Adit,” sambut Pak Umar keesokan
paginya. Adit hanya tersenyum.
”Apa rencanamu di tahun baru?” tanya Pak Umar sambil
memilah-milah gelas dan botol plastik yang dibawa oleh Adit.
”Memangnya, orang harus punya rencana Pak? Bukankah tahun
baru ini sama dengan tahun-tahun sebelumnya?” tanya Adit tak mengerti.
Pak Umar tertawa dan menepuk pundak Adit.
“Sebaiknya memang orang punya rencana atau cita-cita.
Dengan begitu, kita akan berusaha meraih dan mewujudkannya,”
“Biasanya, orang menyusun rencananya di awal tahun, ya
sekarang ini saatnya,” lanjut Pak Umar lagi.
Adit mengangguk-angguk dan tampak berpikir.
Tiba-tiba ia
menjawab “Aku ingin sekolah tahun ini,” jawabnya cepat.
Pak Umar mengacungkan jempol tangannya, tanda bahwa
beliau suka dengan rencana Adit itu.
“Kalau begitu, besok kau harus mulai datang ke sekolah.
Jika niatmu kuat, kau pasti akan berhasil. Kau bisa mengatur jam kerjamu, pagi
kau pergi ke sekolah, siangnya bekerja. Sore beristirahat sebentar dan kemudian
belajar. Bapak yakin kau pasti bisa,” kata Pak Umar.
Adit nampak ragu. ”Maukah Bapak menemaniku mencari
sekolah? Aku tak mungkin meminta nenek untuk mengantarku,” tanya Adit.
Pak Umar mengangguk ”Tentu Adit, dan yang paling penting
adalah, jangan pernah khawatir. Tuhan pasti telah mengatur semuanya untukmu,
kau tinggal berusaha saja.”
Adit pulang dengan hati riang. Ia akan bilang pada
neneknya, bahwa di tahun baru ini ia akan sekolah. ”Nenek pasti senang,”
pikirnya.
Adit melewati tahun baru ini dengan semangat baru dan
rencana baru. Ia yakin bahwa ia bisa mewujudkan rencananya dengan usaha dan
kerja keras.
***
Seri Dongeng Budi Pekerti - Dongeng Kasih Sayang
- Dongeng Sopan Santun
- Dongeng Pembangkit Semangat
Seri Dongeng Budi Pekerti - Dongeng Kasih Sayang
- Dongeng Sopan Santun
- Dongeng Pembangkit Semangat
Trims mbak Dian ngasih ide tulisan bertema. patut dicontek nih :D
BalasHapusMonggo, ada banyak hari istimewa dalam setahun. Yuk, menggali ide ^^
HapusTips hoki! Masuk kantong ide dulu ah.
BalasHapusLOVE IT!
BalasHapus