Rabu, 30 Juli 2014

Kue Tat, kue khas Bengkulu yang manis dan legit ^^

Dulu, saat masih kuliah di Jogja, beberapa teman kost saya berasal dari Bengkulu.
Dari mereka, saya sering mendengar tentang kue tat ini. Kata mereka, kue tat itu semacam nastar tapi ukurannya besar.

Saya hanya manggut-manggut. Saya nggak terlalu suka nastar, sih. Bikin jigong, hehe. Tapi saya suka selai nanasnya. Rasanya unik dan manis. Nastar raksasa, seperti apa ya?

Saat itu, saya sudah berpacaran dengan suami yang juga berasal dari Bengkulu. Dari dia, saya semakin yakin bahwa kue tat ini memang kue nastar raksasa.

Setelah menikah 12 tahun, akhirnya saya dan suami berkesempatan untuk mudik ke Bengkulu. Untuk suami sendiri, ini adalah mudik pertamanya setelah 15 tahun. Lama ya?
Yah maklum saja, kedua orangtua suami sudah meninggal. Selain itu, kondisi ekonomi kami yang saat itu masih pasangan muda full kredit (maksudnya banyak kreditan, hihi) tidak memungkinkan kami untuk mudik.

Belum lagi membayangkan mudik membawa batita balita. Hoho, betapa ribetnya ^^
Namun, akhirnya kami ada rejeki untuk bisa mudik. Dan, saat mudik itu, yang terpikir di benak saya hanyalah MAKAN, MAKAN, dan MAKAN.

Saya kepengen mencicipi semua makanan Bengkulu yang belum pernah saya makan seumur hidup. Termasuk, kue tat.
Sayang, saat berada disuguhi kue tat di rumah salah satu kakak, saya tidak berminat. Saat itu saya sudah kekenyangan makan banyak makanan lain, dan kue tat tidak terlalu memesona saya.

Nastar, paling ya gitu-gitu aja rasanya. Itu pendapat saya, apalagi saat itu banyak kuliner lain yang jauh lebih menggoda.

Rasa kecanduan saya pada kue tat muncul saat kami pulang ke rumah, dan kakak ipar saya memberi setumpuk kue tat untuk oleh-oleh.
Di rumah, saya pun tidak langsung memakannya. Ada banyak makanan lain yang juga menggoda untuk dimakan. Lempok, manisan terong ungu, dll. Jadi, untuk sementara kue tat-nya dipinggirkan dulu.

Saat oleh-oleh mulai habis, saya pun memotong kue tat dan mencicipinya. Olala, ternyata rasanya super enak!
Nggak kayak nastar kok, karena kue tat ini lembut dan empuk. Bukan seperti nastar yang rapuh dan ambrol saat dimakan.
Selain itu, selai nanasnya enaaaaaak banget. Apalagi ditambah parutan keju di atasnya. Perpaduan manis dan asin bener-bener enak!

Setelah beberapa hari, akhirnya persediaan kue tat saya habis. Sampai akhirnya suami Mbak Tatit ada di Bengkulu dan saya memberanikan diri untuk titip kue tat pada beliau.
Sayang, saya nggak tahu mereknya, sehingga suami Mbak Tatit pun manut saja dibelikan sembarang merek oleh koleganya di Bengkulu.

Pertamanya saya pikir, ah yang namanya kue tat mah sama aja. Pasti rasanya juga enak. Eh tapi ternyata lain hihihi.
Yang dibawa suami Mbak Tatit rasanya tidak se maknyus kue tat yang dibeli oleh kakak ipar saya. Dan saat saya cerita ke kakak ipar saya, beliau pun ketawa-ketawa dan menyalahkan saya kenapa tidak SMS dia saja sehingga dia bisa beli dan menitipkannya pada suami Mbak Tatit?

Nah, buat teman-teman yang sedang berada di Bengkulu, atau ingin makan kue tat yang enak (menurutku) coba beli saja yang merek Ricka ini.
Baru-baru ini aku dikirimin lagi oleh kakak iparku, sebanyak tiga loyang besar dan tiga loyang kecil. Lumayan, untuk pelepas rindu :)
Kata kakakku sih, belinya nggak di toko, Tapi langsung ke alamat rumahnya.

Ini aku fotoin penampakannya ya. Ciyus, rasanya enak banget.




2 komentar:

Happy blogwalking, my dear friends ^^