Senin, 22 Oktober 2012

My Beloved Edgard, A letter to you

Sembilan tahun sudah berlalu.
Masih Mamah ingat wajahmu yang tampan itu menatap Mamah untuk pertama kalinya.
Saat itu, Mamah menyenandungkan lagu "From this moment, life has begun ...,"
Lagu itu selalu Mamah nyanyikan saat kamu masih ada di perut Mamah. Entah kenapa, Mamah suka sekali lagu itu.

Dan lagu itu benar. My life has begun, from that moment.
Hidup tidak lagi semudah saat Mamah dan Papah masih berdua. Ada kamu, yang terus menangis tiap malam. Ada kamu, yang harus kami pikirkan masa depannya.
Namun, hidup juga lebih ceria dengan adanya dirimu. Kamulah cinta pertama Mamah dan Papah. Anak yang kami dambakan, anak yang kami rindukan.

Sekarang, usiamu sudah sembilan tahun.
Mamah merasa, inilah saat-saat sulit bagi Mamah untuk mendidikmu. Mamah limbung, Mamah butuh ilmu parenting untuk ABG sepertimu.
Ini masa-masa di mana kamu mulai enggan dekat dengan Mamah.
Ini masa-masa di mana kamu lebih suka SMS an dengan teman-temanmu daripada mengobrol dengan Mamah.
Tapi, ini bukan salahmu.
Ini salah Mamah.

Mamah terlalu berharap kamu menjadi anak yang sempurna, karena kamu adalah anak pertama. Harapan kami.
Mamah terlalu keras bersikap padamu, karena Mamah ingin kamu menjadi pribadi yang bertanggung jawab.

Tapi, perbincangan Mamah dengan seorang orangtua murid pagi ini menyentak hati Mamah.
"Mungkin, sikap Edgard adalah cerminan dari sikap Bapak/Ibunya?" tanyanya saat Mamah mengeluhkan kesulitan Mamah dengan Edgard akhir-akhir ini.

Ibu itu benar. Edgard adalah fotokopi Mamah. Mamah adalah pribadi yang "sulit".
"Jika begitu, jangan ucapkan kalimat-kalimat yang Ibu sendiri tak suka jika kalimat itu diucapkan pada Ibu," nasihat Ibu tadi pada Mamah.

Mamah pengen nangis mendengarnya.
Mamah ingat, betapa dulu Mamah nggak suka jika dibanding-bandingkan dengan orang lain.
Mamah ingat, betapa dulu Mamah tak pernah mau jika disuruh. Mamah hanya mau bertindak sesuai dengan keinginan Mamah.
Mamah ingat, Mamah juga suka cemberut kayak kamu.
Jika kamu adalah fotokopi Mamah, kenapa Mamah mesti marah padamu?
Seharusnya, Mamah tahu cara menanganimu kan?
Seharusnya, ini mudah buat Mamah.
Bodohnya Mamah, kenapa Mamah mengatakan hal-hal yang Mamah sendiri tak suka, padamu?

Terima kasih Tuhan, sudah menegurku lewat perbincangan dengan Ibu tadi.
Semoga, Mamah bisa menjadi ibu yang menyenangkan untukmu. Ibu yang "asik" untukmu.
Mamah tahu, Mamah masih sering membandingkanmu dengan adikmu, Gerald.
Namun Mamah akan menghentikannya.
Stop.
Kalian berdua anak Mamah. Kalian punya warna sendiri.
Dan, kamu persis Mamah. So, kenapa Mamah harus kawatir?

Satu hal yang harus Edgard percayai, Mamah sayang sekali sama Edgard.
Mamah selalu menyesal, tiap kali Mamah kesal pada Edgard. Mamah selalu memohon pada Tuhan, agar Mamah diberi kesabaran dan kelembutan menghadapi sikapmu yang kadang tak menyenangkah hati Mamah.
Kamu harus percaya, apa yang Mamah lakukan sekarang ini, semuanya demi kebaikanmu.
Mungkin kamu bosan mendengarnya. Berjuta kali Mamah mengucapkan hal itu padamu.
Mungkin cara Mamah salah, dan Mamah akan perbaiki itu.

I love you my son ...
Happy 9th birthday!




Jumat, 19 Oktober 2012

(Angan-angan) Liburan bareng Keluarga

Saat bekerja dulu, saya pernah ditanya oleh customer bule saya.
"Kamu kalo liburan ke mana?"
Saat itu, saya menjawab, "Pulang ke Semarang, ke rumah orang tua saya,"

Dia tergelak. "Itu bukan liburan," jawabnya.
Saya tertegun. Benar juga ya? Hehe.
Tapi, untuk sekadar membayangkan liburan ke Bali, atau ke Jakarta, saya nggak berani. Selain karena anak-anak masih kecil (saya nggak bisa membayangkan pergi naik pesawat dengan membawa dua balita), saya juga nggak punya uang. Horee!!

Sekarang, anak-anak sudah besar. Saya pengen liburan. Anak-anak sudah paham, dan sudah bisa diajak bekerjasama dalam perjalanan (kelihatan kok, sekarang kalo naik mobil udah pada anteng).

Pertanyaannya, mau liburan ke mana?

Seorang teman mengusulkan ke Jakarta. Di sana, kami bisa ke Kidzania, Dufan, Sea World, dan semua tempat wisata di Ancol.
Setelah dihitung-hitung biayanya, waks!! Mahal bok! Mundur teratur ... empat orang akan membutuhkan biaya yang tak sedikit.

Saya lalu melupakan ide liburan ini. Ya sudah, nanti kalo pulang ke Semarang, sekalian ke Jogja aja. Kita liburan di Jogja saja. Jangan salah, bagi orang Jakarta, liburan ke Jogja itu barang mahal loh ^^

Namun, yang namanya rezeki memang tak diduga. Tiba-tiba saja, suami mengusulkan untuk mengurus paspor. Saya sampe garuk-garuk kuping. "Ciyus? Enelan?"
Dia lalu mengambil berkas pengajuan, sebanyak empat bendel.
Selanjutnya, berkas itu ditaruh di atas lemari sampai dilapisi debu yang tebal :)

Ya sudah, wong liburan dalam negeri aja nggak mampu kok mau aneh-aneh liburan ke luar negeri.
Eh tapi, tau-tau pas bulan puasa 2012 ini, tiba-tiba suami pergi ke kantor imigrasi. Alasannya, "Pasti awal puasa masih sepi pengantre,"
Dan, paspor kami pun jadi seminggu setelahnya.

Kami sudah punya paspor. What next? Cuma buat menuh-menuhin laci?
Saya mulai berburu informasi. Kata teman-teman, buat orang seperti saya yang belum pernah liburan ke luar negeri (kalo ke luar negeri sih saya udah pernah, tapi untuk kerja dan bukan untuk liburan. Seorang diri pula ...), destinasi yang cocok ya kalo ndak Singapore, ya KL.

OK, mari kita mencari info tentang Singapore. Saya menelepon travel agents, untuk mencari info biaya dan fasilitas ke Singapore.
Wow, ternyata iklan yang murah-murah itu, nggak benar lo. Ternyata, di sana acaranya cuma "acara bebas". Hehehe, kalo cuma acara bebas sih, mending saya urus sendiri kan?

Saya lalu memutuskan, cooling down aja. Nggak mau nyari info lagi. Dan, dalam hati saya masih berprinsip, kalo udah rezeki pasti nggak akan meleset kok.

Saya sudah melupakan ide liburan ini, saat teman baik saya (dia tinggal di Singapore, sudah belasan tahun) BBM dan bilang bahwa tanggal 27-28 October 2012 ini dia cuti. Dan dia mempersilakan kalo saya mau ke Singapore, dia bisa menemani saya selama dua hari itu.
Wow! Guide gratisan! Siapa yang tak mau?
Dia juga yang lalu membuka website Lion Air, dan menginformasikan tarif PP Sub-Sing.
Affordable. Deal, saya langsung booking.

Teman saya juga yang mengurus pembelian tiket Singapore Flyer, Gardens By The Bay, dan Universal Studio. Jadi, saya nanti terima bersih saja. Dan alhamdulillah, untuk tiket Singapore Flyer dan Gardens By The Bay-nya, she said that it is her treat for me :) Gratis untuk saya dan keluarga!

Teman saya ini juga mengurus pemesanan hotel. Dia menaruh saya di Lofi Inn di Little Indian, dengan pertimbangan : affordable (SG$ 450 utk 4 orang selama 3 malam), dekat masjid, banyak makanan halal.
Saya sungguh terharu. Padahal, teman saya ini non muslim ^^

Jadi, intinya, sekarang saya cuma tinggal naruh pantat di kursi pesawat :)
Urusan di Singapore udah diberesin ama teman saya. Nanti, saya tinggal itung-itungan duit aja ama dia.
Secara kasar, saya sudah menghitung pengeluaran untuk liburan ini. Ternyata, nggak banyak loh. Nggak terpaut banyak dengan rencana liburan ke Jakarta atau Bali.
Alhamdulillah, royalti semester I 2012 dari satu penerbit cukup untuk membiayai liburan ini.

Jadi, jika sudah rezeki, tak lari ke mana kan? Nikmat yang mana lagi yang kau dustakan?

Nggak usah ngoyo, nggak usah maksain diri. Jika memang sudah waktu dan rezeki kami untuk berlibur, Allah akan mempermudah segalanya :)

Sekarang, saya banyak berdoa agar perjalanan liburan perdana ini dilancarkan olehNya. Semoga anak-anak saya nggak pada nangis (Gerald takut ketinggian) saat naik pesawat.
Semoga mereka menjelma jadi mahluk manis-manis saat di Singapore nanti ^^