Rabu, 23 September 2015

Me? Go to Frankfurt? Ah, masa sih? Eh, bener ya?

Tahun lalu, Bu Noni Timotius dari BIP mencolek-colek saya dan memberitahukan bahwa akan ada rencana BIP untuk memberangkatkan penulis ke Frankfurt Book Fair (FBF).
Saya mah adem ayem saja, soalnya dalam benak saya, yang dikirim pasti bukan saya, hehe.

Lalu, Bu Noni menjelaskan bahwa syarat untuk bisa dikirim ke FBF adalah penjualan sekian bulan harus mencapai sekian rupiah. Waktu itu, Bu Noni belum memberi kepastian, berapa jumlah yang harus dicapai. Kayaknya masih dihitung-hitung dan mencari pencerahan deh.

Waktu bergulir.
Akhir tahun. Bu Noni kembali mencolek saya dan memberitahukan bahwa program ini confirmed. Yang bakal dihitung adalah sales Januari-Juli 2015. Minimal angka penjualan yang harus diraih adalah 1 milyar rupiah.

Hoaa. Itu angka gede banget. Dan saya bukan tipe orang yang bisa jualan. Saya mah jualan buku hanya jika ada yang pesan. Jadi sekalian saya pesankan. Jumlahnya pun tak banyak. Paling-paling 20-100 eksemplar tiap kali jualan. Hiks. Dikit ya.

Saya tak mau berharap. I am not a dreamer. Saya tahu, selain saya ada kandidat lain yang juga dihubungi Bu Noni (ya, yang dihubungi hanyalah penulis yang kira-kira berpotensi untuk mencapai angka itu. Jadi tidak semua penulis dihubungi).

Waktu itu saya cerita ke suami, dan suami hanya bilang "Kalau rejekimu, ya kamu dapet,"
That simple.
OK. Namun, bukan berarti saya duduk manis dan tak berusaha. Apalagi, Bu Noni and BIP team all out dalam mendukung penulis untuk mencapai angka ini.
Toh, kalau saya tidak terpilih, tetap saja ada hasil yang bisa saya petik kan dari usaha saya nanti? Minimal, royalti nambah, dan orang-orang semakin kenal saya.

Berbagai usaha mulai saya lakukan. Nggak usah saya ceritakan semuanya ya. Saya ceritakan saja satu usaha yang cukup berkesan bagi saya.
Saya menghubungi sahabat, saudara, dan teman-teman. Saya minta tolong mereka untuk promo buku saya. Nggak usah macem-macem promonya. Cukup posting foto cover buku saya, dan tulis harganya saja. Posting foto boleh di BBM, di WA, di FB, di twitter or whatever socmed.

Beberapa teman menyambut dengan riang gembira dan tulus ikhlas. For them, makasih banyak dan hanya Tuhan yang akan membalas kebaikan hati kalian. 
Penulis-penulis "papan atas" pun memajang foto buku saya. Salah duanya adalah Monica Anggen, dan Dewi Rieka. Siapa yang tak kenal mereka? Sungguh terlalu ....

Lalu teman-teman saya juga gotong royong memajang foto saya. Jadi kalau liat contact BBM, itu display picturenya kembaran semua. Bukunya Dian Kristiani! Hihihi.

Alasan saya sih simple saja. Setiap orang punya teman, dan temannya pastinya banyak yang punya anak. Mungkin mereka belum kenal dengan saya. Nah, dengan promo cover itu, temannya teman saya bisa kenal saya *mbulet*.

Makasih juga untuk kakak tertua saya, Jubing Kristianto, yang punya fans segambreng, dan dia mau memajang cover buku saya juga.

Oya, saya tak sembarangan memilih teman yang saya mintai tolong. Takutnya nanti orangnya keberatan, atau menolak (ada sih yang langsung bilang "temen-temenku gak suka baca kok"). Nggak apa-apa, namanya juga minta tolong kan.

Akhirnya saya fokus saja. Yang saya mintai tolong itu sahabat-sahabat SMA saya (yang sudah pasti saya kenal hatinya), teman-teman penulis non buku anak (supaya tidak ada konflik kepentingan), dan ibu-ibu yang baik hati (seperti Mbak Indah Ip, Shinta Handini, Irma Irawati --eh Irma nulis buku anak ding ya, tapi hatinya mah baiiiik banget, Ratna Precious One, Elizabeth dll).

Saya pribadi pun melakukan promo-promo "terselubung" demi mendongkrak penjualan buku saya. Hihi, apa ya? Nanti diceritain di postingan terpisah deh.

Singkat cerita, bulan Maret 2015, Bu Noni mengupdate angka penjualan saya. Katanya sih, saya nomor 1.
Bulan April, eh masih nomor 1.
Saya, yang tadinya nggak begitu berharap, jadi berharap banget. Hahaha.
Saya semakin giat promo, semakin giat mencari peluang (dan terimakasih pada Diknas yang menyelenggarakan lomba cerita rakyat. Berkat lomba ini, buku cerita rakyat saya juga naik penjualannya).

Akhir bulan Mei, Bu Noni mengabarkan bahwa angka penjualan saya sudah 1M. Dan tak lama kemudian, beliau juga mengkonfirmasi bahwa saya berangkat.
Alhamdulillah. Sujud syukur  Check paspor. aih masih lama masa berlakunya. Aman!
Dan akhir bulan Juni, saya menutup penjualan di angka 1.5M untuk 42 judul buku.



 Oya, dari 1.5M ini, penjualan terbesar disumbang oleh buku "100 Cerita Rakyat Nusantara". Buku ini angka penjualannya lebih dari 500 juta rupiah. Udah pada punya belum? Yang sudah punya, terimakasih ya. Yang belum punya, beli yuk :))



Sekitar akhir Juni, Bu Noni kembali membawa kabar gembira (ini orang kayaknya memang diberkati sebagai pembawa kabar gembira deh), katanya ada satu penulis lagi yang mungkin bakal ikut karena salesnya juga bisa mencukupi. Waaah, saya jadi senang. Berarti saya nggak sendirian.

Saya langsung nebak, "Watiek ya?" dan jawabannya ho oh.

Saya menghubungi Watiek. Apalagi kalau bukan untuk jadi cheerleader, hahaha. Ayo Watieeeek, terus jualaaaan. Kamu harus ikut, biar Sidoarjo harum namanya kayak Ibu Kartini.
Alhamdulillah, Watiek ikut juga ke FBF. Rasanya saat itu pengen berpelukan ala teletubbies sama Watiek.

Bukan cuma saya yang senang, suami saya juga ikut hore-hore ketika tahu Watiek terpilih juga. Kata dia "biar kamu ada temannya". Hihi, baik ya suamiku ini.

Singkat cerita, kami berdua mulai siap-siap. Yang pertama tentu saja bikin visa. Urusan visa ini kami dibantu oleh travel agent langganannya Gramedia group.
Tanggal 27 Agustus, saya dan Watiek ke kedutaan Jerman untuk wawancara visa. Ternyata gak serem. Wong maju berempat, dan cuma ditanya dari mana dan mau apa ke Jerman. Yang njawab juga Bu Noni, kami berdua mingkem. Tiwas grogi.

Jangan lupa, mejeng dulu di gerbang kedutaan. Haha!


Visa beres.
Apalagi ya?
Oya, cari pinjeman coat, jaket, dll. Hihi, kalau beli kan mahal ya. Untung ada my best buddy Elizabeth yang meminjamkan perlengkapan perang pada saya.
Juga Irma Irawati, yang minjemin coat. Bersyukur bersyukur, hidup saya dikelilingi orang-orang baik.

Akhirnya, 22 September kemarin, keberangkatan kami berdua diumumkan di acara Writer's Gathering BIP.
Tiga bulan lebih saya menahan diri untuk tidak "pamer" di socmed, hahahahaha. Sulit lho menahan diri itu. Hihi.

Kami berdua hanya berharap, kami diparingi kesehatan dan kekuatan, agar bisa berangkat ke FBF dengan selamat, sehat, dan bisa melaksanakan tugas dengan baik (tugas kami: tebar pesona agar buku-buku BIP dilirik oleh penerbit asing).

Semoga kami berdua juga bisa sebanyak-banyaknya menyerap informasi, pengetahuan baru, dan apapun itu sehingga bisa kami bagikan nanti sepulang dari sana.

Last but not least.

I am nothing without you, all of my readers.
I am nothing without you, BIP team.
I am nothing without you, my lovely illustrators.
I am nothing without you, all of my family and best friends. 
I am nothing without you, Allah.







Dian Kristiani
Selamat Idul Adha untuk teman-teman semua.