Phew, hari ini aku mau membahas soal selingkuh ah. Purely, ini kegelisahan hatiku yang tidak bisa menerima hal-hal semacam ini, dengan alasan apa pun.
Jadi begini, aku mengenal sebuah keluarga yang biasa-biasa saja, suami istri kerja, anak tiga, dan everything seems normal.
Namun, segalanya berubah ketika sesuatu yang bernama FACEBOOK menghinggapi keluarga ini.
Kejadiannya bermula dari tiga tahun yang lalu.
Si istri yang gaptek, minta pada suaminya untuk diajari fesbukan :)
Dan suaminya pun dengan ikhlas mengajarinya. Facebookan ndak ada salahnya kan?
Hari berganti hari, si istri semakin demen fesbukan. Bahkan, saat aku bertamu ke rumahnya pun, matanya tak lepas dari layar HP.
Ini namanya "mendekatkan yang jauh, dan menjauhkan yang dekat"
Akhirnya bisa ditebak, si istri inbox2an dan YM an ama pria beristri, dan ngomongnya nyerempet-nyerempet pake kata "sayang", "cinta" dll.
Si suami tidak tahu, sampai suatu hari si suami melihat history di HP dan laptopnya. Marah besarlah si suami.
Tapi alasan istrinya apa? "Cuma berteman kok. Membuat hidupku lebih berwarna, bahagia, ndak bosan,"
Ya, akhirnya dengan segala cara, si istri tetap berinbox ria. Berulang kali ketahuan, dari cara halus sampai cara kasar si suami bertindak dan merespon, tapi semuanya nggak ngefek sama si istri.
Bahkan, si istri sudah mulai ketemuan di mana-mana, dan bobok-bobok bareng :((
Dari mana aku tahu? Ya dari pengakuan dia sendiri plus dari teman-temannya (yang dia tidak tahu bahwa aku juga kenal teman-temannya)
Singkat cerita, si istri tak mau berhenti. Dia bilang, ini bukan perselingkuhan biasa. Ini CINTA. Si pria katanya MENCINTAInya, tidak seperti suaminya.
Hell no! Saya kenal keluarga ini sudah bertahun2.
Suaminya memang orang rumahan (yang mungkin membosankan), sholat wajib dan sunah rajin banget, puasa juga. Ya bapak2 baik gitu deh, cuma mungkin memang tidak "FUN".
But hey, life is compromise, right?
Anak tiga biji, mau dikemanain?
Tapi, sampai berbusa mulutku berbicara (karena aku menyayanginya, tak mau dia mendapatkan kesusahan di kemudian hari) aku tak digubrisnya.
Malah, di status FBnya, dia menuliskan "Anjing menggonggong kafilah berlalu. Asu ngono njaluke diberangus ae,"
OK, I stop talking to her. Aku nggak mau dianggap anjing yang menghalangi langkahnya. Aku undur diri dari permasalahannya. Toh, dia yang akan menjalani hidupnya.
Kabar terakhir yang aku dengar, si suami sudah menjatuhkan talak 1, lalu lanjut ke talak 2. Saat ini masih dalam masa talak 2. Dan si istri masih berselingkuh ria dalam masa talak ini.
Saya cuma kawatir, kalo mereka bercerai, bagaimana dengan anak2nya?
Ini gila, wong rumah tangga mereka tidak ada masalah berat, ndak ada masalah berarti. Kok tau2 bisa begini?
Dan, aku sangat takut, setelah bercerai, akan jadi apa si istri ini?
Hidup ngekos di kota lain, menjadi istri kedua si pria?
Asal tahu saja, pria selingkuhannya ini adalah pria pengangguran, yang hidupnya luntang lantung netek sama istri.
Istrinya dokter, anaknya kuliah di kedokteran gigi UGM, dan satu lagi SMA.
Apakah si pria ini akan menceraikan istrinya? Well, rasanya ndak mungkin (meski konon dia berjanji akan segera menceraikan istrinya dan mengawini selingkuhannya).
Aku sungguh berharap perceraian itu tidak terjadi. Bagaimanapun, kasihan anak2nya. Ndak salah apa-apa lho mereka itu. Mbok ya sudah, hidup baik-baik, wong usia sudah di atas 40, kenapa nggak hidup bener aja dan memikirkan cara membesarkan anak-anak dengan baik?
Aku cerewet padanya karena aku menyayanginya. Aku kenal betul keluarganya.
Tapi jika kecerewetanku malah membuatnya bete, ya sudahlah. Undur diri, adalah cara paling baik,
Dan, untuk diriku sendiri, aku introspeksi. Jangan sampai rumah tanggaku demikian, apalagi hanya karena masalah pasangan kita ndak FUN.
Perkawinan adalah kompromi.
Bullshit benar kalau kamu ngomong perkawinanmu yang udah 17 tahun itu tidak dilandasi CINTA, dan hidup serasa diperkosa melulu.
Hey, kamu menikah tanpa dipelet, dan tanpa dijodohkan. Kamu pacaran sudah bertahun-tahun. Naif banget dong alasan itu.
Hueee, kenapa postingan ini jadi emosional ya? Hahaha ... biarlah.
Toh ini hanya intermezzo.
Selingan bagi diriku yang dihadang sederet pekerjaan :)
Yuk ah, kembali fokus bekerja. Masalah orang lain, biarlah menjadi masalah mereka.
Aku telah melakukan apa yg harus kulakukan. Dan hasilnya, serahkan pada Tuhan.
Cap cusss