Rangkuman ini berasal dari tanya jawab yang diadakan di Komunitas Penulis Bacaan Anak dan dipandu oleh Kak Tethy Ezokanzo.
Tidak semua jawaban saya tuliskan, hanya hal-hal mendasar yang perlu diketahui dalam komik ^^
Happy reading.
1. Cara mengirimkan naskah komik ke penerbit itu mirip dengan cara mengirimkan naskah pada umumnya. Kirimkan lengkap dengan sinopsisnya, dan contoh ilustrasinya. Nah, yang membedakan adalah, naskah komik sebaiknya berupa story line.
2. Yang diajukan ke penerbit tentu lebih penting naskahnya ya. tapi lebih baik menyertakan contoh komik supaya penerbit ada gambaran seperti apa nanti komiknya. karena tidak semua orang bisa membayangkan jika hanya baca storyline
3. Sebenarnya proses komik ya mirip dengan proses pictorial book. Di pictbook, kita juga memberikan panduan ilustrasi, begitu juga di komik. Hanya saja, panduannya tentu lebih detail ke adegan, ekspresi, besarnya panel, arah kamera (apa disorot close up, atau long shoot dari jauh). Semakin detil semakin bagus.
4. Story line itu bisa dikerjakan dengan MS words saja. Dalam satu halaman, buat beberapa panel dan lengkapi dengan detil adegan, teks dialog, background, dll.
5. Penulis bisa menggandeng sendiri illustrator/komikus yang akan mengerjakan komik ini. Atau, bisa juga penerbit yang menyediakan. Yang penting, harus ada kerjasama yang intens antara penulis dan komikusnya. Harus satu hati ^^
6. Di Jepang, pembuatan manga itu melibatkan banyak banget orang. ada penulis script, ada pembuat storyline, ada pembuat storyboard, ada inker, ada colorist. Jadi ini kerja tim. dan tentunya kekompakan tim akan menentukan bagus tidaknya nanti komik yang lahir. Jadi pilihlah tim yang cocok. ada juga sih komikus yang semua dikerjakan sendiri, misalnya Herge pembuat komik Tintin. tentunya kalau piawai menulis juga menggambar, hasilnya akan lebih bagus, komiknya juga matching dan ber ruh.
7. Jumlah panel dalam satu halaman tergantung kebutuhan. Kalau butuh gambar yang detail, misalnya lagi adegan kelahi. satu halaman 1-2 panel saja. Tapi ada juga adegan-adegan yang nggak perlu gambar besar. misalnya adegan beruntun: si A menulis, lalu A bingung. A meremas kertas, A nangis, A bobo... itu membosankan kan kalau sampai berhalaman-halaman. Cukup disatukan di satu halaman, misalnya 1 halaman 6-8 panel. dan tergantung ukuran halaman. nanti bisa dikira-kira pantasnya berapa panel agar enak dibaca.
8. Istilah-istilah yang kami pakai pada story line komik kami :
LS= long shoot, untuk arah kamera jauh
MS= Medium Shoot, untuk arah kamera menengah
CU= Close Up,
Ext= eksterior, untuk setting di luar ruangan
Int= interior, setting dalam ruang,
C=Caption. ada lagi zoom in zoom out.
Inner sound/suara perut.
9. Lebih jelasnya step by step membuat komik, bisa teman-teman baca disini: http://www.wikihow.com/Write-a-Comic-Book
10. Cara membuat dialog di komik adalah dengan membayangkan adegannya. Seperti memutar film di kepala kita. Untuk yang sudah ada gambarnya, tak perlu diulang dengan kata-kata. msialnya orang terjatuh, tak perlu kita tulis si A terjatuh. Tapi cukup dengan inner sound: gubrag!!! misalnya
Tipsnya untuk efektif. coba dibayangkan sambil diucapkan dialognya. Sediakan juga kertas kosong di sebelah komputer untuk coret-coretan sketsa kasar storyboard.
11. Setiap submit naskah. kami menyertakan lengkap dengan outline (yang berisi format buku, jumlah halaman, ukuran kertas, style ilustrasi, sinopsis, ringkasan cerita per bab, karakter tokoh hingga selling point). Jadi memang sudah lengkap tanpa diminta pun. sedangkan storyline juga disertakan sebagai contoh script komik. juga ditambah contoh ilustrasi (komik yang sudah jadi) beberapa halaman.
12. Ada jenis komik minim dialog, yang disebut wordless comic atau silent comic. Biasanya komik jenis ini dipakai di komik-komik strip (komik yang satu halaman, langsung habis ceritanya). memang unik dan perlu kelihaian komikusnya agar gambar tersebut bisa bercerita tanpa kata. Banyak contohnya silent comic ini, salah satunya yang terkenal adalah "silent night" di komik "sin city" karya Frank Miller.
13. Beberapa komik dari Muslim Show juga termasuk yang silent comic. walaupun tanpa dialog, kita memahaminya.
14. Tidak semua komik untuk anak-anak.
Lihat saja komik Marvel, apalagi besutan Frank Miller yang noir dan gelap. Itu
jelas bukan untuk konsumsi anak-anak dan sama sekali tidak kekanak-kanakan.
Atau lihat komik moslem show, saya kira jauh dari kata kekanak-kanakan, malah
moslem show menyoroti perilaku orang dewasa.
15. Proses pembuatan komik bisa dari naskah narasi. Namun bisa juga langsung membuat story line. Tahapannya : naskah narasi (tahap ini bisa dihilangkan) -- story line -- story board (sketsa kasar gambar) yang sudah lengkap dengan pembagian besarnya panel -- sketsa detil/penciling -- inking/penintaan -- coloring (pewarnaan). Setelah beres, barulah teks dan balon kata dimasukkan. Inner sound juga dimasukkan dengan font yang unik supaya terlihat jelas.
15. Proses pembuatan komik bisa dari naskah narasi. Namun bisa juga langsung membuat story line. Tahapannya : naskah narasi (tahap ini bisa dihilangkan) -- story line -- story board (sketsa kasar gambar) yang sudah lengkap dengan pembagian besarnya panel -- sketsa detil/penciling -- inking/penintaan -- coloring (pewarnaan). Setelah beres, barulah teks dan balon kata dimasukkan. Inner sound juga dimasukkan dengan font yang unik supaya terlihat jelas.
Semoga membantu ya bagi teman-teman yang ingin menulis naskah komik.