Saya cukup terkejut ketika seorang teman bercerita, bahwa guru di sekolah anaknya, melarang adanya buku cerita rakyat alias dongeng nusantara di perpustakaan sekolah.
Wow!
Antara takjub dan gemes deh saya, apalagi mendengar alasannya. Konon, dongeng nusantara itu isinya syerem-syerem. Full of sihir, mejik dan kekejaman.
Ah, siapa bilang? Memang ada sih, dongeng nusantara yang begitu. Tapi kan, tidak semua buku dongeng nusantara/cerita rakyat yang beredar di pasaran, memuat cerita seperti itu?
Contohnya, buku saya ini dong *iklan*
Saya kok, malah senang ya jika anak-anak mengenal dongeng negerinya sendiri. Begitu buanyaaaak dongeng nusantara yang berisi ajaran kebajikan.
Memang, beberapa dongeng memakai bumbu mejik untuk penyedap cerita. Supaya ceritanya seru ... namun lihatlah pesan moral yang diangkat dongeng tersebut. Jangan ngeliat mejiknya :))
Nah, itulah tugas orangtua untuk mendampingi anak. Jangan malas, Pak dan Bu.
Jangan ngomong, "Kita orangtua kan nggak bisa ndampingi anak terus,"
Idih ... no comment deh saya kalau ada yang ngomong gitu.
Mau tahu apa saja contoh nilai kebajikan yang bisa kita dapatkan di cerita rakyat Indonesia?
1. Kesuksesan, tidak bisa diraih dengan cara instan - Roro Jonggrang
2. Menepati janji - Terjadinya Danau Toba
3. Menghormati dan menyayangi orangtua - banyak nih cerita yang mengajarkan ini
4. Jangan serakah - Semangka Emas
5. Berhati-hati dengan ucapanmu, karena ucapan adalah doa - Puteri Ular
6. Jangan menilai orang dari fisiknya saja. Usaha, kerja keras, dan doa bisa menjadikan seseorang sukses - Bujang Katak
7. Berhati-hati dalam mengambil keputusan. Sesal kemudian tak berguna - Legenda Pulau Kemaro
8. Jadilah orang yang pemurah, dan jangan suka iri pada orang lain - Si Bungsu
9. Setiap masalah ada jalan keluarnya. Tenang, dan jangan panik - Buaya Perompak
10. Bersikaplah tegas, jangan mudah bimbang sana bimbang sini - Si Lebai
Nah, ini hanya 10 saja. Sebenarnya masih banyaaak nilai kebajikan yang bisa kita dapatkan dari cerita rakyat Indonesia.
Jadi, tunggu apa lagi? Bacakan cerita rakyat Indonesia pada anak-anak kita. Sekali dayung, dua tiga pulau terlalui.
Anak jadi mengenal budaya nenek moyangnya, sekaligus mendapatkan nilai kebajikan yang luhur ^^
Kamis, 08 Oktober 2015
Sabtu, 03 Oktober 2015
Precious time with my kids -- Mendongeng adalah kegiatan favorit kami sebelum tidur
Beberapa orang memandang saya dengan "ngeri" ketika saya bilang, saya masih mendongeng pada anak-anak.
Mungkin mereka pikir, saya ini ibu kurang kerjaan. Anak udah usia 12 tahun dan 9 tahun kok masih didongengin.
Bukankah mereka sudah bisa baca? Baca sendiri dong! Masa minta dibacain Mama, apalagi sambil meminta Mama untuk mengubah-ubah intonasi, plus nambahin nyanyian-nyanyian merdu untuk mengantar kalian ke peraduan? Emangnya kalian anak TK?
Bo abo ... jangan gitu dong Bu, Pak.
Saya bukan ibu kurang kerjaan. Namun saya ibu yang tidak mau kehilangan golden moment bersama anak-anak saya.
Saya berprinsip, selama anak-anak saya meminta, saya pantang menolak.
Mereka minta dinyanyikan nina bobo sebelum tidur, monggo.
Minta didongengin yang saya karang-karang sendiri? Monggo.
Minta mendongengnya sambil puk puk pantat mereka biar cepat bobok? Monggooooo
Bu, Pak ... anak-anak kita itu cepet gede lho. Tau-tau nanti mereka dah minta nikah hihi. Jadi, sebelum waktu itu datang, manfaatkanlah waktu yang ada sekarang ini untuk menjalin kedekatan emosional dengan mereka.
Saya pribadi, selalu meluangkan waktu di malam hari untuk sekadar "ngelonin" anak-anak. Membacakan cerita pada mereka, atau mengarang bebas, sambil nyanyi dan puk puk pantat.
Percaya nggak, untuk melakukan semua itu, hanya butuh waktu selama 10-15 menit saja.
Jadi, bohong ah kalau Bu dan Pak bilang "nggak ada waktu".
Masa sih, hanya sepuluh menit sehari nggak ada?
Jangan pula berpikiran, kan anak-anak sudah besar. Bisa dong baca sendiri?
Bu, Pak ... mereka minta dibacakan bukan karena mereka nggak bisa baca. Mereka minta dibacakan karena mereka kangen sama kita, orangtuanya!
Mereka ingin ngobrol-ngobrol sama kita, bercanda ria sebelum tidur.
Saya banyak melihat, orangtua yang anaknya sudah mencapai usia pre teen, cenderung abai dengan kedekatan emosi ini. Mereka pikir si anak udah pinter dan mandiri. Jadilah si ortu sibuk sendiri, dan si anak pun sibuk sendiri dengan gadget yang dibelikan ortunya :D
Kenapa orangtua senang menimang-nimang anak pada saat kecil saja?
Mengapa saat anak beranjak gede, orangtua malas menimang dan menyenangkan anak?
Apa para orangtua ini takut kalau anaknya jadi "si anak mama"?
I assure you. Nggak ada jeleknya kok dengan jadi anak Mama ^^ daripada jadi anak Bang Napi hehe. Joking. No offense.
Anak-anak saya, bukan anak Mama.
Mereka cenderung mendorong-dorong saya untuk pulang kalau saya nongol di sekolah, seolah mereka malu kenapa ada Mama mejeng di sekolah.
Tapiiii, begitu di rumah dan naik ranjang, mereka selalu mencari-cari saya dan "cerita dulu dong Mah,"
Saya menikmatinya.
Mau sampai umur berapa pun, kalau mereka minta tetap akan saya turuti.
Nggak perlu saya beberkan kan, manfaat mendongeng bagi perkembangan anak-anak?
Di google udah banyak dibahas.
Saya bukan psikolog.
I am just a mom.
Jadi, apa kegiatan favorit Pak dan Bu sebelum tidur?
Mungkin mereka pikir, saya ini ibu kurang kerjaan. Anak udah usia 12 tahun dan 9 tahun kok masih didongengin.
Bukankah mereka sudah bisa baca? Baca sendiri dong! Masa minta dibacain Mama, apalagi sambil meminta Mama untuk mengubah-ubah intonasi, plus nambahin nyanyian-nyanyian merdu untuk mengantar kalian ke peraduan? Emangnya kalian anak TK?
Bo abo ... jangan gitu dong Bu, Pak.
Saya bukan ibu kurang kerjaan. Namun saya ibu yang tidak mau kehilangan golden moment bersama anak-anak saya.
Saya berprinsip, selama anak-anak saya meminta, saya pantang menolak.
Mereka minta dinyanyikan nina bobo sebelum tidur, monggo.
Minta didongengin yang saya karang-karang sendiri? Monggo.
Minta mendongengnya sambil puk puk pantat mereka biar cepat bobok? Monggooooo
Bu, Pak ... anak-anak kita itu cepet gede lho. Tau-tau nanti mereka dah minta nikah hihi. Jadi, sebelum waktu itu datang, manfaatkanlah waktu yang ada sekarang ini untuk menjalin kedekatan emosional dengan mereka.
Saya pribadi, selalu meluangkan waktu di malam hari untuk sekadar "ngelonin" anak-anak. Membacakan cerita pada mereka, atau mengarang bebas, sambil nyanyi dan puk puk pantat.
Percaya nggak, untuk melakukan semua itu, hanya butuh waktu selama 10-15 menit saja.
Jadi, bohong ah kalau Bu dan Pak bilang "nggak ada waktu".
Masa sih, hanya sepuluh menit sehari nggak ada?
Jangan pula berpikiran, kan anak-anak sudah besar. Bisa dong baca sendiri?
Bu, Pak ... mereka minta dibacakan bukan karena mereka nggak bisa baca. Mereka minta dibacakan karena mereka kangen sama kita, orangtuanya!
Mereka ingin ngobrol-ngobrol sama kita, bercanda ria sebelum tidur.
Saya banyak melihat, orangtua yang anaknya sudah mencapai usia pre teen, cenderung abai dengan kedekatan emosi ini. Mereka pikir si anak udah pinter dan mandiri. Jadilah si ortu sibuk sendiri, dan si anak pun sibuk sendiri dengan gadget yang dibelikan ortunya :D
Kenapa orangtua senang menimang-nimang anak pada saat kecil saja?
Mengapa saat anak beranjak gede, orangtua malas menimang dan menyenangkan anak?
Apa para orangtua ini takut kalau anaknya jadi "si anak mama"?
I assure you. Nggak ada jeleknya kok dengan jadi anak Mama ^^ daripada jadi anak Bang Napi hehe. Joking. No offense.
Anak-anak saya, bukan anak Mama.
Mereka cenderung mendorong-dorong saya untuk pulang kalau saya nongol di sekolah, seolah mereka malu kenapa ada Mama mejeng di sekolah.
Tapiiii, begitu di rumah dan naik ranjang, mereka selalu mencari-cari saya dan "cerita dulu dong Mah,"
Saya menikmatinya.
Mau sampai umur berapa pun, kalau mereka minta tetap akan saya turuti.
Nggak perlu saya beberkan kan, manfaat mendongeng bagi perkembangan anak-anak?
Di google udah banyak dibahas.
Saya bukan psikolog.
I am just a mom.
Jadi, apa kegiatan favorit Pak dan Bu sebelum tidur?
picture taken from dailymail.co.uk
Langganan:
Postingan (Atom)