Akhir-akhir ini, saya beberapa kali menjadi ‘konsultan’
untuk naskah teman-teman yang ingin menulis cerita anak.
Bukan, bukan konsultan dalam arti sesungguhnya. Maksud saya,
teman-teman itu meminta tolong pada saya untuk mereview naskahnya. Sudah OK,
kah? Sudah keren kah? Sudah menarik kah?
Tujuan dari penulisan naskah itu sendiri sih bermacam-macam.
Ada yang mau ikutan lomba, ada yang mau ngirim ke majalah anak, ada yang mau
bikin pictorial book, dll. Tapi intinya sama. Mereka mau menulis cerita anak,
yang target usianya antara 4-8 tahun.
Dari pengalaman beberapa kali mereview naskah mereka, maka
saya ingin menyimpulkan beberapa tips yang bisa membantu dan menginspirasimu
untuk menulis cerita anak yang menarik.
1.
Jangan bertele-tele. Apalagi di bagian awal.
Saya sering membaca naskah yang bagian awalnya muter-muter nggak jelas.
Padahal, semestinya dia hanya mau bilang A. Tapi untuk menuju ke A itu, mengapa
harus melewati XYZHIJKLMN? Jangan sampai, pembaca cilik sudah pening duluan di
awal cerita, dan langsung menutup buku ceritanya. Mogok.
2. Gunakan kalimat-kalimat pendek yang sederhana.
Ingat, sederhana bukan berarti meremehkan kemampuan anak untuk mengenal
kosakata baru. Sederhana di sini berarti kalimatnya ringkas dan efisien. Penggallah
kalimat, supaya tidak terlalu panjang. Jangan biarkan pembaca cilik
terengah-engah membaca tulisanmu.
Coba perhatikan kalimat di bawah ini. Beritahu saya jika kamu tidak merasa pusing tujuh keliling. Jika kamu pusing, apalagi anak-anak?
Coba perhatikan kalimat di bawah ini. Beritahu saya jika kamu tidak merasa pusing tujuh keliling. Jika kamu pusing, apalagi anak-anak?
Misalnya:
Ketika lahir Paijo, anak lelaki Paimin dan Paijem, gadis tercantik di saat itu, orang membuat pesta di mana-mana sampai kampung terkecil dari Kabul sampai Mumbul, dengan pesta makan-makan, dan bunyi-bunyian terompet.
Bandingkan:
Paijo adalah putra dari Paimin dan Paijem.
Saat dia lahir, semua orang menyambutnya
gembira. Dari kampung Kabul sampai Mumbul, semua membunyikan terompet dan
berpesta.
3.
Carilah tokoh yang lekat dengan kehidupan anak.
Lekat di sini bisa dalam artian sifat-sifatnya, ciri fisiknya, atau hal-hal
yang disukai anak.
4. Dalam dialog-dialognya, gunakan bahasa yang
memang digunakan oleh anak-anak. Bukan dialog ala reporter televisi saat
mewawancarai narasumber.
5. Hindari memberi nasihat secara terang-terangan.
“Ani harus rajin sikat gigi. Kalau gigi tidak disikat, maka kotoran akan menumpuk. Nanti, gigi Ani bisa berlubang bla bla bla,”
Coba bayangkan, kita yang udah dewasa aja bosan kan kalau dinasihati terus? Mengapa kita ’menyiksa’ anak-anak dengan nasihat?
Di sekolah, di rumah, di mana-mana, mereka selalu dinasihati. Saat mereka mencari hiburan dengan membaca buku, eh lha kok masih dinasihati. Kasihan, kan?
“Ani harus rajin sikat gigi. Kalau gigi tidak disikat, maka kotoran akan menumpuk. Nanti, gigi Ani bisa berlubang bla bla bla,”
Coba bayangkan, kita yang udah dewasa aja bosan kan kalau dinasihati terus? Mengapa kita ’menyiksa’ anak-anak dengan nasihat?
Di sekolah, di rumah, di mana-mana, mereka selalu dinasihati. Saat mereka mencari hiburan dengan membaca buku, eh lha kok masih dinasihati. Kasihan, kan?
Kemaslah nasihat dan pesan moral yang ingin kamu sampaikan dengan cerita yang
menarik dengan tokoh-tokoh yang lucu dan dialog-dialog yang khas anak-anak.
Buatlah anak menangkap sendiri pesan moral ceritanya dan tidak merasa sedang dinasihati.
Buatlah anak menangkap sendiri pesan moral ceritanya dan tidak merasa sedang dinasihati.
6.
Tak semua cerita anak harus mengandung pesan
moral, lho. Kamu bisa juga menuliskan cerita anak yang tujuannya murni hanya
untuk menghibur, atau memberi pengetahuan baru untuk anak-anak. Ada sejuta ide
bergentayangan di udara, jadi janganlah memaksa untuk menulis cerita yang
menasihati anak.
Banyak sekali fakta-fakta sains yang bisa dikelola menjadi sebuah cerita anak. Coba tengok bukunya Mbak Agnes Bemoe yang judulnya Hujan!Hujan!
Di buku itu, beliau mengemas fakta sains tentang awan, hujan, iklim dll menjadi cerita-cerita menarik.
Banyak sekali fakta-fakta sains yang bisa dikelola menjadi sebuah cerita anak. Coba tengok bukunya Mbak Agnes Bemoe yang judulnya Hujan!Hujan!
Di buku itu, beliau mengemas fakta sains tentang awan, hujan, iklim dll menjadi cerita-cerita menarik.
7.
Rangsang kemampuan anak untuk menyelesaikan
masalahnya sendiri. Saya sering baca
cerita yang jika ada konflik, maka tiba-tiba ada tokoh dewasa yang muncul dan menyelesaikan
semua masalah. Nggak apa-apa sih kalau si tokoh dewasa ini sudah ikut dari awal
cerita. Tapi kalau tiba-tiba nongol dan memberi nasihat bla bla dan
menyelesaikan masalah, maka anak-anak seolah ‘dipadamkan’ kemampuannya untuk
mengeksplore dirinya.
8.
Jangan ragu untuk mengenalkan hal-hal sedih pada
anak. Kehilangan, kematian, sakit, adalah hal yang wajar terjadi di dunia ini.
Jika anak tidak mengenal kesedihan, dari mana mereka tahu apa itu kegembiraan?
9. Tokoh dalam cerita anak, tak harus anak-anak.
Bisa saja tokohnya berusia ‘dewasa’. Yang penting, isi ceritanya cocok untuk
anak-anak, dan memang ditujukan untuk anak-anak.
10. Jadilah anak-anak! Saat menulis, lepaskan dirimu
dari usiamu yang sesungguhnya. Menjelmalah menjadi anak seusia target
pembacamu. Jangan sebaliknya, kamu jadi
orangtua yang sibuk ingin menjejali anak dengan aneka nasihat ini itu.
11.
Bacalah ceritamu keras-keras. Kira-kira,
anak-anak akan suka nggak ya? Paham nggak ya? Dengan membaca keras, kamu juga bakal tahu kalimat-kalimat mana yang semestinya nggak penting dan bisa kamu hilangkan.
12. Last but not least, bacalah karya teman-teman
lain yang sudah berhasil di bidang ini. Contek cara mereka untuk membuat cerita
yang asyik. Kalau kamu mau menelisik, sebenarnya temanya itu-itu saja, kan?
Tapi mengapa mereka bisa mengolahnya menjadi sesuatu yang baru? Baca, pelajari,
dan temukan formulanya.
Nah, dengan 12 tips ini, yuk mulai menulis lagi. Nggak susah, kan?
Semoga tips-tips ini membantu ya ^^
1
2.
tipsnya keren mbak.. makasi ya..:)
BalasHapusSilakan Kak Luluk ^^
HapusMantep, ijin share ya?
BalasHapusSilakan ^^
Hapusmakasih Mbk, sangat membantu :)
BalasHapusSama-sama Bumil cantik ^^
HapusSuper sekali, Mbak. Terima kasih tipsnya.
BalasHapusSama-sama Kak Rosiana. Semangat yuk ^^
HapusHalooo, Mbak Diaaan, pa kabaaar? :)) Akhirnya aku berhasil mendarat juga di sini.
BalasHapusThx 4 sharing :)
Ini diaaa yang aku tunggu tungguuuu
BalasHapusmakasih ilmunya
BalasHapus