Entah apa yang terjadi pada diriku. Beberapa hari terakhir, aku benar-benar ngidam makan resoles ragout yang enak. Yang HARUS benar-benar enak, seperti yang biasa disajikan dulu oleh nenekku.
Sedikit tentang nenekku. Beliau adalah anak orang kaya di masanya, dan bukan orang Chinese totok yang masih, well you know what I mean, berponi dan pake celana silat. No, nenekku nggak kayak gitu.
Tuh, penampilan nenekku saat masih imut, diapit oleh dua kakak laki-lakinya.
Nenekku berpendidikan Belanda, dan dia pakai gaun dan topi ala wanita-wanita Eropa dan hi heels yang menawan. Jadi, otomatis, selera makannya pun yang berbau-bau Belanda.
Nah, saat aku kecil dulu nenekku kadang memasak yang enak-enak begini. Kenapa aku bilang kadang? Karena saat itu nenekku sudah bukan orang kaya lagi, hihihi. Jadi, kadang-kadang saja beliau masak enak. Salah satunya resoles ragout.
Singkat cerita, karena aku demikian ngidam parah, maka aku memutuskan akan membuat sendiri resoles ragoutku! Hebat ya, horeee. Dian yang cuma bisa masak oseng-oseng dan cah, mau masak resoles ragout! *plok plok plok*
Maka, mulailah aku BBM mamahku. Dari beliau, aku mendapat resepnya bla bla.
Inti dari resep masakan berbau "londho" itu sih sebenarnya gampang. No bawang putih!
Yang digunakan hanyalah bawang merah yg ditumis mentega (or bombay, tapi lebih sedap bawang merah yg kecil-kecil) dan merica + pala, serta daun bawang besar + seledri.
Kalian bisa coba deh basic bumbu ini untuk bestik, dan sup ayam/daging. Haujek!
Kembali ke resoles ragout.
Saya pun memberanikan diri untuk uji nyali bikin resoles ragout ini. Belanja belanja, dan sampai nggak bisa tidur mikirin hari H di mana saya akan membuatnya. Lebay? Yes, I am very lebay. Habis gimana ya, ini kan pengalaman pertama masak yang "aneh".
Mama saya tidak memberi takaran detil berapa gram, berapa sendok dll yang harus saya pakai. Jadi, saya mengandalkan ilmu kira-kira dan feeling. Ternyata, rasanya enak kok!
Cara membuatnya begini:
Tumis bawang merah (secukupnya) dengan mentega. Setelah harum, masukkan potongan wortel rebus (saya pakai 1 wortel ukuran besar) dan suwiran ayam rebus. Sreng sreng sreng, lalu tambahkan +/- 150 ml kaldu ayam (sisa rebus ayam tadi) dan +/- 200 ml susu cair Ultra.
Sementara itu, cairkan +/- 5 sdm terigu, dengan air. Kekentalannya sih kira-kira saja, yang penting biar nggak mringkil-mringkil.
Nah, setelah si adonan kaldu susu tadi mendidih, masukkan cairan terigu tadi sambil terus diaduk sampai mengental (kira-kira kekentalannya sampai kayak bubur sumsum).
Bumbui dengan merica, pala, garam dan GULA. Kalau mau sedikit ditambahkan kaldu instan sapi juga gpp. Tapi saya nggak mau, ntar ragout saya rasa Royco. Ogah ah.
Kalau sudah kental, bisa masukkan irisan daun bawang besar + seledri cincang. Aduk-aduk sampai matang dan kekentalan adonannya pas.
Udah deh, ready!
Oya, isian untuk ragout ini terserah ya. Aku menambahkan putih telur rebus (nemu di pasar) dan sosis sapi Bernardi. Tentu penambahan sosis sapi ini membuat bertambah nikmat. Eh, apalagi kalau ditambah daging asap. Bisa pingsan deh saking enaknya.
So, pembuatan ragout SUKSES besar. No doubt. Enak banget!
Selesaikah tugasku sampai di sini? Oh tentu tidak, karena akan ada tahapan yang lebih sulit yaitu membuat kulit!
Aku sempat galau. Karena aku punya dua ukuran wajan. Satu 20 cm, dan satu 12 cm. Kalo 20 cm kebesaran, sehingga aku memutuskan untuk memakai ukuran 12 cm. Ternyata, keputusanku SALAH BESAR!!
Ternyata, kalau ukuran 12 cm bikin aku kesulitan melipat resolesnya. Bayangkan, ragoutnya mbleber ke mana-mana dan jari jemariku yang segede pisang kepok ini tak bisa trampil melipat. Dalam hati, aku misuh-misuh sendiri pada diriku. Why I'm so stupid? Bukannya sempet mikir mau pakai 20 cm?
Ah tapi sisi positifnya adalah, kulit resoles buatanku SEMPURNA!
Sempurna artinya, tipis, tapi tidak mudah robek.
Sekali lagi, takaran bahannya pun kira-kira. Huehehehehe.
2 butir telur +/- 200 gram terigu, kasi susu cair (sisa UHT yang dibuat ragout tadi, kira2 50ml-an), dan air. Aduk (atau kalo mau gampang, blender biar nggak mringkil).
Aduk sampai rata dan halus adonannya (siap dadar). Pokoknya kira-kira deh :p
Lalu, dadar satu per satu di teflon. Lihat, bagus kan?
Setelah itu, proses melipat benar-benar membuatku berkeringat dingin. Aku tak berkutik, tak berani memberi isi ragout yang banyak. Dan, celakanya lagi, tepung panir yang kubeli ternyata adalah tepung panir untuk TEMPURA! Hoaa, ternyata beda ya? Pantesan kok buesar-buesar butirannya.
Jadi, setelah dilipat, maka si resoles ragout ini dicelup ke kocokan telur dan digulingkan di atas tepung panir.
Lihat kan? Sudah ada tanda-tanda kekempisan dan kekosongan rongga di dalam resoles itu kan? Hoaa, hoaaa. Trus, lihat deh panirnya yang gede-gede itu.
Tapi apa mau dikata, the show must go on!
Dan akhirnya, tralalalala! Kalau ibarat tulisan, resoles ragout yang kubikin ini adalah tulisan yang amat bagus, tapi EYD nya kacau berantakan! Maklum, tulisan seorang pemula yang penuh semangat, namun belum terampil mengeksekusi ^^
Resoles ragoutnya agak kurus dan kempis ya? Hehehe. Tapi Edgard bilang, rasanya enaaaak sekali dan dia makan bolak balik.
Tapi terus terang, aku masih penasaran. Masa sih aku bego banget nggak bisa bikin bentuk yang lebih cantik?
Ragoutnya kan masih sisa separuh mangkuk. Masih bisa kuolah, kan?
Namun, sisi lain dari diriku mengatakan. Untuk apa? Kan, Edgard bilang ragoutnya dimakan gitu aja dah enak. Nggak usah digulung-gulung juga gapapa (kata Edgard).
Lalu timbul ide, olesin aja ke roti tawar, lalu panggang. Beres.
Tapi oh tapi, naluri kewanitaan dalam diriku tertantang. Hihihi, masa sih aku menyerah?
Maka, keesokan harinya aku bikin dadar lagi dengan teflon 20 cm!
Dan, seorang teman memberitahuku cara membuat panir sendiri yang praktis. Potong aja kulit roti tawar (kebetulan, Gerald nggak suka kulit roti tawar, jadi kami selalu membuangnya).
Kulit roti tawar itu aku potong kecil-kecil dan aku panaskan di teflon sampe kering. Lalu, masukkan blender. Wusss wuss wuss, jadilah tepung panir.
Aih, bego banget ya aku. Kenapa nggak dari kemarin? Panir yang ini begitu sempurna. Halus seperti pasir pantai Panjang ^^
Dan, lihat betapa gemuknya resolesku yang ke-2. Gemuk dong, karena kulitnya lebar sehingga aku bisa memasukkan ragout sebanyak yang kuinginkan :))
Taraaaa! Ternyata benar. Practice makes better ^^
Resoles ragout ku gemuk, full of ragout yang enak, kulit yang pas, dan butiran tepung panir yang lembut. Alamak. Boleh dong aku memuji-muji diriku sendiri, hahaha. Norak? Memang sih.
Nah, dari kisah pembuatan resoles ragout ini, aku jadi belajar sesuatu. Bahwa, sebenarnya kalau kita mau, kita bisa kok.
Yang penting apa sih? NIAT. Kalau aku sudah NIAT, maka badai topan menghalang pun akan kujabanin.
Sebaliknya, kalau nggak niat, ya malas.
Makanya, jangan paksa aku untuk memasak. Jangan paksa aku untuk berdandan. Jangan paksa aku untuk menjahit. Karena, aku tipe orang yang semakin dipaksa dan disindir, maka semakin mogoklah diriku.
Tapi kalau diriku sendiri sedang NIAT (yang entah berapa tahun sekali munculnya), maka aku akan menerabas dengan gagah berani dan menghasilkan karya yang sempurna paripurna maha dahsyat dan hebat.
Halah, baru bisa membuat resoles ragout aja kok hebohnya minta ampun?
Biarin dong. Buat perempuan yang nggak biasa masak, ini rekor lho. Enelan!
wkwkwkwkw... aduh nggk dimana2 tlsn mbak dian sll bikin aku ngikik. eh di offlen orangnya lgsg jg bikin aku hepi ding.. seneng bgt prnh ketemu..
BalasHapusbtw risoles rogutnya ntu kayaknya pancen makanan londo ya, duuh pake susu pulak... lidahku ra cocok rasa2 susu :D
seneng bc eksekusi resepnya ajah, ga niat praktek.
klo aku semangat masak yg sekiranya aku doyan.. anak2 doyan.. suami doyan.. klo ga cocok di selera kami ber4 ya males. masak buat siapa coba.. tetangga? :D
eh komennya lebay.. ngelantur kemana2 maap mbak yuua
Betul sekali! Niat memasak kan untuk menyenangkan keluarga, jadi ya harus yang kesukaan mereka dong.
HapusJadi pengen masak lagi nih, golek-golek apa yang menantang gitu hihihi.
Mbak Diaaaaaannnnnnn.........
BalasHapusaku mau bikin resoles ragout juga aaaaaahhh
Ayo bikin, menantang diri sendiri hihihi. Pasti bisa, ganbatte!
HapusWaaah ada kata Pantai Panjang bikin ngences nih, pengen nyoba juga buatan Mbk Dian:)
BalasHapusYuk bikin. Mudah kok *gaya*
HapusMaksudnya, bikin panirnya yang gampang.
testernya mana?
BalasHapusPreet, bikinnya pas weekend sih. Coba kalau pas weekdays ya, tak anterin ke broady. Tapi kan kamu ga suka makanan londho2 gitu? Bukannya iwak pindang is your fave?
Hapus